Powered By Blogger

Tuesday, January 4, 2011

Diriku Aneh


Sepertinya gue dalam kondisi yang mengkhawatirkan karena gue menyadari sesuatu. 'Ada sesuatu yang aneh dengan diriku', itu tema hari ini.
Berawal dari kejadian kemarin sore di mana gue harus mengasuh keponakan yang ditinggal kakak gue dan suaminya berburu mie ayam. Mamah memberi komando pada gue untuk mengajak keponakan yang berumur 1 tahun 1 bulan itu jalan-jalan, berhubung itu anak sedang senang-senangnya jalan kaki.
Oke, atas perintah mamah dan juga gue nggak ada hal yang bisa dikerjakan jadilah gue mengiyakan. Selanjutnya gue bawa keponakan gue yang super lucu itu main di rumah tetangga, yang tidak lain teman gue yang sudah mempunyai anak. Nah kebetulan rumah teman gue itu dekat dengan rumah kontrakan senior gue yang hampir dua tahun ini gue taksir. Di sinilah letak permasalahannya, kalau saja gue tahu dia sudah berhenti kerja dan tidak mengantor, kalau saja gue tahu dia ada di rumahnya, kalau saja gue tahu dia akan lewat, kalau saja gue tahu kita akan bertemu. Pasti, pastilah gue akan lebih siap, bersiap-siap maksud gue, dengan berdandan lebih rapi dari apa yang sudah terjadi kemarin. Rambut kusut, belum mandi, celana pendek batik, kaos, plus sendal jepit yang gak mungkin bisa membuat senior itu jatuh cinta, apalagi dalam keadaan nongkrong di depan pagar kontrakannya, sambil berkumpul dengan ibu-ibu dan balita yang lain. Astaga, harusnya gue nggak mengikuti teman gue yang lagi mengasuh anaknya itu. Kenapa juga dia harus memilih lokasi bermainnya di kontrakan. Hiks.
Bukan, bukan itu saja yang gue sesali. Hal lain yang gue sesali adalah kenapa juga gue harus menyembunyikan wajah gue di belakang kepala keponakan gue. Memang sih kepala keponakan gue itu besar, tetapi kepala gue kan jauh lebih besar, pastilah persembunyian gue gagal. Pastilah dia melihat gue, mengenali wajah gue. Aaarrgh, kenapa dia harus lewat saat itu, ke mana dia saat gue berdandan cantik, kenapa saat itu kita tidak pernah bertemu, kenapa saat gue dekil dia malah lewat. Aaarrggh.
Nasi sudah menjadi bubur, keinginan gue bertemu dia terpenuhi, tapi kenapa keadaannya tidak menguntungkan seperti itu. Dan sialnya teman gue dapat tertawa puas melihat kekonyolan gue yang bersembunyi, apalagi di belakang kepala bayi.
Payah, payah =<, kenapa gue harus selalalu grogi kalau bertemu cowok yang gue suka. Dasar aneh.

No comments:

Post a Comment