Powered By Blogger

Wednesday, December 8, 2010

Tahi lalat

Ok, mungkin harus gue akui kalau gue cewe aneh. Mengapa gue berkomentar seperti ini, hmmm karena gue terlalu mudah tertarik banyak hal. Satu contoh soal buku.
Contohnya saja, kalau ada buku SD di depan mata, pasti gue baca. Kalau ada buku yang aneh-aneh juga pasti gue baca, contohnya, 'membaca wajah', 'membaca garis tangan', 'mengupas kepribadian', 'belajar gitar dalam 7 hari', sampai 'belajar tarot'. Kalau ada brosur, pasti gue liat-liat juga. Kalau ada kama sutra pasti gue baca juga...heee.
Nah, sekarang yang ada di depan mata gue buku primbon jawi. Ini nih letak permasalahannya.
Di buku itu ada bagian yang membicarakan letak tahi lalat di tubuh. Wkwkwk, secara gue punya tahi lalat, ya gue baca.
Dijidat artinya okelah, di sana juga artinya oke, di situ juga bolehlah, eits kok di kuping ga oke, tapi bener juga sih. Eits ada satu lagi di sudut kiri bibir bawah, untung ada positifnya, tapi ada negatifnya juga.
Ini nih yang membuat otak gue mulai bekerja. Buang itu tahi lalat atau gue pertahankan. Hmmm, langsung deh cari di google.
Gue cari arti tahi lalat, semuanya punya arti yang sama, tapi itu hanya positifnya saja, tidak ada negatifnya. Oke, gue cari cara menghilangkan tahi lalat.
Gila, banyak juga caranya, dari yang modern dengan operasi laser, sampai yang tradisional dengan bawang putih, nanas, bunga kol, minyak kayu putih+getah jeruk nipis, sampai sabun colek+kapur sirih.
Gue ga bermaksud syirik atau semacam itu, tapi guenya aja sih yang terlalu banyak mikir. Soalnya gue penasaran membuktikan primbon itu, bagaimana kalau yang punya arti negatif itu gue hilangkan, kira-kira akan berubah jadi positif atau tidak ada pengaruhnya sama sekali ya. Hahaha, ga ngerugiin orang lain juga sih kalau gue praktekin. Tapi sayang juga kalau aksesoris alami itu hilang. Nanti gue ceritain lagi deh hasilnya, gue hilangkan atau gue pertahankan.
=D

No comments:

Post a Comment